Event Impression
Oleh C ANTO SAPTOWALYONO
Editor: dewi indriastuti
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia berupaya meningkatkan nilai tambah mineral melalui pembangunan smelter atau industri pemurnian dan pengolahan. Langkah ini untuk mendorong dampak berganda pada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
”Hingga tahun 2019 telah terbangun 17 unit smelter (industri pemurnian dan pengolahan),” kata Senior Advisor for Investment and Development of Infrastructure Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Prahoro Nurtjahjo di Jakarta, Selasa (11/2/2020).
Prahoro memaparkan hal tersebut saat mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif pada Roundtable Ministerial Series yang digelar British Chamber of Commerce (BritCham).
Hingga tahun 2019 telah terbangun 17 unit smelter.
Mengawali acara tersebut, Dewan BritCham Ainsley Mann mengatakan, kerja sama Inggris dan Indonesia, termasuk di sektor energi, sudah terjalin sekian lama. Pada acara tersebut, Kementerian ESDM menyampaikan gambaran atau peluang investasi sektor energi di Indonesia.
Merujuk data Kementerian ESDM, realisasi investasi sektor energi pada 2019 sebesar 32,9 miliar dollar AS. Perinciannya, realisasi investasi minyak dan gas 12,9 miliar dollar AS, kelistrikan 11,8 miliar dollar AS, mineral dan batubara 6,5 miliar dollar AS, serta energi baru, terbarukan, dan konservasi energi 1,7 miliar dollar AS.
Target investasi sektor energi pada 2020 senilai 37,2 miliar dollar AS dan tahun 2021 sebesar 37,7 miliar dollar AS. Target investasi sektor energi pada 2022 senilai 40,8 miliar dollar AS, pada 2023 sebesar 42,5 miliar dollar AS, dan pada 2024 senilai 39,5 miliar dollar AS.
Terkait dengan industri pemurnian dan pengolahan, diharapkan pada 2024 ada 52 unit dengan total investasi 20,4 miliar dollar AS. ”Sejauh ini telah terealisasi 8,5 miliar dollar AS,” kata Prahoro.
Pada kesempatan tersebut dipaparkan pula kebijakan pewajiban biodiesel yang ditujukan untuk mereduksi impor dan menjaga nilai tukar rupiah. Produksi biodiesel pada 2019 sebanyak 8,3 juta kiloliter dan ditargetkan menjadi 10 juta kiloliter pada 2020.
Produksi biodiesel pada 2021 ditargetkan 10,2 juta kiloliter, meningkat menjadi 14,2 juta kiloliter pada 2022, dan 14,6 juta kiloliter tahun 2023. Sementara pada 2024, produksi biodiesel diharapkan mencapai 17,4 juta kiloliter .
Prahoro menuturkan, potensi energi baru dan terbarukan di Indonesia antara lain geotermal (panas bumi); hidro, minihidro, dan mikrohidro; bioenergi; energi surya, dan energi angin.
Terkait dengan pembangunan infrastruktur gas perkotaan, realisasi pada 2019 sebanyak 74.496 sambungan rumah tangga di 16 kabupaten/kota. Target pada 2020 sebanyak 266.070 sambungan rumah tangga dan 30 juta sambungan rumah tangga pada 2035.
Sebelumnya, secara terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, agar kompetitif dan produktif, Indonesia harus melakukan transformasi ekonomi. Indonesia masih didominasi sektor-sektor yang berkaitan dengan komoditas, seperti pertanian dan pertambangan.
Peningkatan nilai tambah kebanyakan terjadi di luar Indonesia. ”Makanya, setiap kali kita lari kencang, kita kemudian defisit. (Hal ini) Karena kita mengimpor barang bernilai tambah tinggi dan mengekspor barang bernilai tambah rendah. Inilah yang kemudian perlu dibalik. Diganti,” kata Sri Mulyani di Jakarta, akhir pekan lalu.
Sri Mulyani mengatakan hal itu di depan sekitar 1.200 pengusaha yang hadir pada Business Gathering: Outlook Perekonomian dan Kebijakan Fiskal 2020. Pertemuan bisnis tersebut dilaksanakan oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, serta Himpunan Pengusaha Muda Indonesia.
Baca juga: Teknologi Kian Terjangkau
Menurut Sri Mulyani, untuk membuat nilai tambah yang lebih tersebut, Indonesia harus mampu membangun kepercayaan agar investasi mau datang dan menciptakan nilai tambah di perekonomian Indonesia.
https://bebas.kompas.id/baca/ekonomi/2020/02/11/kejar-dampak-berganda-lewat-smelter